Elnino '09

"Satu bumi milik bersama, tanpa batas tanpa penindasan"

Senin, 30 Mei 2011

Kritik Anda adalah Kue Anda

Ditulis oleh: Anne Ahira untuk Fitrah

Fitrah, "Anda tidak berhak dipuji kalau tidak bisa menerima kritikan." -- Halle Berry, 2005

Itulah kalimat dahsyat yang disampaikan Halle Berry, artis peraih Oscar melalui film James Bond 'Die Another Day' di tahun 2004 ketika mendapat piala Razzie Award.

Razzie Award adalah penghargaan yang diberikan kepada mereka yang dinilai aktingnya buruk. Label pemain terburuk ini didapatkan Halle setelah memainkan perannya di film 'Cat Woman'.

Ia adalah orang yang pertama kali langsung datang ke tempat pemberian penghargaan tersebut.

Tidak ada Aktor dan Artis lain sebelumnya yang sanggup datang dan hanya menyampaikan pesannya melalui video.

Sambutannya sungguh menarik : "Saya menerima penghargaan ini dengan tulus. Saya menganggap ini sebagai kritik bagi saya untuk tampil lebih baik di film-film saya berikutnya. Saya masih ingat pesan ibu saya bahwa... 'Kamu tidak berhak dipuji kalau kamu tidak
bisa menerima kritikan'."


Tepukan tangan sambil berdiri sebagai bentuk ketakjuban dari para hadirin sangat memeriahkan malam itu. Ya, sangat sedikit orang yang sanggup menerima kritikan seperti Halle.

Nah, sekarang, apa arti kritik bagi Fitrah? Apakah itu musibah buruk? Seperti bencana yang tidak terduga, atau... simbol kehancuran diri? Adakah yang bisa menganggap kritik layaknya ia menerima pujian?

Kritik memiliki banyak bentuk...

Kritik bisa berupa nasehat, obrolan, sindiran, guyonan, hingga cacian pedas. Wajar saja jika setiap orang tidak suka akan kritik.

Bagaimanapun, akan lebih menyenangkan jika kita berlaku dan tampil sempurna, memuaskan semua orang dan mendapatkan pujian.

Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa kita bisa aman dari kritik? Tokh kita hanyalah manusia dengan segala keterbatasannya. Dan nyatanya, di dunia ini lebih banyak orang yang suka
mengkritik, daripada dikritik. :-)

Kalau Fitrah suka sepak bola, pasti sering mengamati para komentator dalam mengeluarkan pernyataan pedasnya.

Padahal belum tentu kepandaian mereka dalam mengkritik orang lain sebanding dengan kemampuannya jika disuruh memainkan bola sendiri di lapangan. ;-)

Belum lagi para pakar dan pengamat politik, ekonomi, maupun sosial. Mereka ramai-ramai berkomentar kepada publik, seolah pernyataan merekalah yang paling benar. :-)

Namun bukan itu permasalahannya!

Pertanyaannya sekarang adalah... seandainya Fitrah mendapatkan kritikan, yang sakitnya melebihi tamparan, apa yang harus Fitrah lakukan?

Jawabannya adalah...

=> Nikmatilah setiap kritikan layaknya kue kegemaran kita!

Mungkinkah? Mengapa tidak! :-)

Kita mempunyai wewenang penuh untuk mengontrol perasaan kita.
Berikut tips untuk Fitrah saat menghadapi kritik:

1. Ubah Paradigma Fitrah Terhadap Kritik

Fitrah, tidak sedikit orang yang jatuh hanya gara-gara kritik, meski tidak semua kritik itu benar dan perlu ditanggapi. Padahal, kritik menunjukkan adanya yang *masih peduli* kepada kita.

Coba perhatikan perusahaan-perusahaan besar yang harus mengirimkan berbagai survey  untuk mengetahui kelemahannya.

Bayangkan jika Fitrah harus melakukan hal yang sama, mengeluarkan banyak uang hanya untuk mengetahui kekurangan Fitrah! LoL. :-)

Kritik merupakan kesempatan untuk koreksi diri. Tentu saja akan menyenangkan jika  mengetahui secara langsung kekurangan kita, daripada sekedar menerima dampaknya,   seperti dikucilkan misalnya.

2. Cari tahu sudut pandang si pengkritik

Tidak ada salahnya mencari tahu detil kritik yang disampaikan. Fitrah bisa belajar dari  mereka dan melakukan koreksi terhadap diri Fitrah. Bisa jadi kritik yang disampaikan benar adanya.

Jika perlu, justru carilah orang yang mau memberikan kritik sekaligus saran kepada Fitrah. Tokh Fitrah tidak akan menjadi rendah dengan hal itu.

Justru sebaliknya, pendapat orang bisa jadi membuka persepsi, wawasan, maupun paradigma baru yang mendukung goal Fitrah.

3. Kritik tidak perlu dibalas dengan kritik!

Tanggapi kritik dengan bijak. Fitrah tidak perlu merasa marah atau memasukkannya ke dalam hati. Toh menyampaikan pendapat adalah hak semua orang.

Nikmatilah apapun yang mereka sampaikan. Tidak ada ruginya untuk ringan dalam mema'afkan seseorang. Anggaplah semua itu untuk perbaikan yang menguntungkan Fitrah kelak.

Jangan pernah Fitrah balas kritik dengan kritik. Karena hal ini hanya akan membuat perdebatan, menguras tenaga & pikiran. Tidak ada gunanya...

4. Terimalah kritikan dengan senyuman. ^_^

Ini semua bisa melatih mental kita agar bisa *tegar* menghadapi ujian yang lebih hebat di kemudian hari.

Singkatnya, kita memang hanya layak dipuji jika sudah berani menerima kritikan. Meski tidak mudah, asah terus keberanian Fitrah untuk menikmati kritik layaknya menikmati kue Fitrah.

Ingat, pujian dan apresiasi hanya akan datang apabila kita sudah melakukan sesuatu yang berharga.

So, jangan pernah bosan untuk memburu kritik, dan tanggapilah setiap kritik dengan lapang dada! :-)

Kuasai Kecerdasan Emosi Anda !

Ditulis oleh: Anne Ahira
http://www.AsianBrain.com

"Siapapun bisa marah. Marah itu mudah.
Tetapi, marah pada orang yang tepat,
dengan kadar yang sesuai, pada waktu
yang tepat, demi tujuan yang benar, dan
dengan cara yg baik, bukanlah hal mudah."

-- Aristoteles, The Nicomachean Ethics.

Mampu menguasai emosi, seringkali orang
menganggap remeh pada masalah ini.
Padahal, kecerdasan otak saja tidak
cukup menghantarkan seseorang mencapai
kesuksesan.

Justru, pengendalian emosi yang baik
menjadi faktor penting penentu
kesuksesan hidup seseorang.

Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran
mental dari seseorang yang cerdas dalam
menganalisa, merencanakan dan
menyelesaikan masalah, mulai dari yang
ringan hingga kompleks.

Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa
memahami, mengenal, dan memilih
kualitas mereka sebagai insan manusia.
Orang yang memiliki kecerdasan emosi
bisa memahami orang lain dengan baik
dan membuat keputusan dengan bijak.

Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait
erat dengan bagaimana seseorang dapat
mengaplikasikan apa yang ia pelajari
tentang kebahagiaan, mencintai dan
berinteraksi dengan sesamanya.

Ia pun tahu tujuan hidupnya, dan akan
bertanggung jawab dalam segala hal yang
terjadi dalam hidupnya sebagai bukti
tingginya kecerdasan emosi yang
dimilikinya.

Kecerdasan emosi lebih terfokus pada
pencapaian kesuksesan hidup yang
*tidak tampak*.

Kesuksesan bisa tercapai ketika
seseorang bisa membuat kesepakatan
dengan melibatkan emosi, perasaan dan
interaksi dengan sesamanya.

Terbukti, pencapaian kesuksesan secara
materi tidak menjamin kepuasan hati
seseorang.

Di tahun 1990, Kecerdasan Emosi (yang
juga dikenal dengan sebutan "EQ"),
dikenalkan melalui pasar dunia.

Dinyatakan bahwa kemampuan seseorang
untuk mengatasi dan menggunakan emosi
secara tepat dalam setiap bentuk
interaksi lebih dibutuhkan daripada
kecerdasan otak (IQ) seseorang.

Sekarang, mari kita lihat, bagaimana
emosi bisa mengubah segala keterbatasan
menjadi hal yang luar biasa....

Seorang miliuner kaya di Amerika
Serikat, Donald Trump, adalah contoh
apik dalam hal ini. Di tahun 1980
hingga 1990, Trump dikenal sebagai
pengusaha real estate yang cukup
sukses, dengan kekayaan pribadi yang
diperkirakan sebesar satu miliar US
dollar.

Dua buku berhasil ditulis pada puncak
karirnya, yaitu "The Art of The Deal
dan Surviving at the Top"
. Namun jalan
yang dilalui Trump tidak selalu
mulus...

Masih ingat depresi yang melanda dunia
di akhir tahun 1990? Pada saat itu
harga saham properti pun ikut anjlok
dengan drastis. Hingga dalam waktu
semalam, kehidupan Trump menjadi sangat
berkebalikan.

Trump yang sangat tergantung pada
bisnis propertinya ini harus menanggung
hutang sebesar 900 juta US Dollar!
Bahkan Bank Dunia sudah memprediksi
kebangkrutannya.

Beberapa temannya yang mengalami nasib
serupa berpikir bahwa inilah akhir
kehidupan mereka, hingga benar-benar
mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh
diri.

Di sini kecerdasan emosi Trump
benar-benar diuji. Bagaimana tidak,
ketika ia mengharap simpati dari mantan
istrinya, ia justru diminta memberikan
semua harta yang tersisa sebagai ganti
rugi perceraian mereka.

Orang-orang yang dianggap sebagai teman
dekatnya pun pergi meninggalkannya
begitu saja. Alasan yang sangat
mendukung bagi Trump untuk putus asa
dan menyerah pada hidup. Namun itu
tidak dilakukannya.

Trump justru memandang bahwa ini
kesempatan untuk bekerja dan mengubah
keadaan. Meski secara finansial ia
telah kehilangan segalanya, namun ada
"intangible asset" yang tetap
dimilikinya.

Ya, Trump memiliki pengalaman dan
pemahaman
bisnis yang kuat, yang jauh
lebih berharga dari semua hartanya yang
pernah ada!

Apa yang terjadi selanjutnya?

Fantastis, enam bulan kemudian Trump
sudah berhasil membuat kesepakatan
terbesar dalam sejarah bisnisnya.

Tiga tahun berikutnya, Trump mampu
mendapat keuntungan sebesar US$3
Milliar. Ia pun berhasil menulis
kembali buku terbarunya yang diberi
judul "The Art of The Comeback".

Dalam bukunya ini Trump bercerita
bagaimana kebangkrutan yang menimpanya
justru menjadikannya lebih bijaksana,
kuat dan fokus daripada sebelumnya.

Bahkan ia berpikir, jika saja musibah
itu tidak terjadi, maka ia tidak akan
pernah tahu teman sejatinya dan tidak
akan menjadikannya lebih kaya dari yang
sebelumnya. Luar biasa bukan? :-)

Kecerdasan Emosi memberikan seseorang
keteguhan untuk bangkit dari kegagalan,
juga mendatangkan kekuatan pada
seseorang untuk berani menghadapi
ketakutan.

Tidak sama halnya seperti kecerdasan
otak atau IQ, kecerdasan emosi hadir
pada setiap org & bisa dikembangkan.

Berikut beberapa tips bagaimana cara
mengasah kecerdasan emosi:

1. Selalu hidup dengan keberanian.

    Latihan dan berani mencoba hal-hal baru
    akan memberikan beragam pengalaman dan
    membuka pikiran dengan berbagai
    kemungkinan lain dalam hidup.

2. Selalu bertanggung jawab dalam
    segala hal.


    Ini akan menjadi jalan untuk bisa
    mendapatkan kepercayaan orang lain dan
    mengendalikan kita untuk tidak mudah
    menyerah. "being accountable is being
    dependable"


3. Berani keluar dari zona nyaman.

    Mencoba keluar dari zona nyaman akan
    membuat kita bisa mengeksplorasi banyak
    hal.

4. Mengenali rasa takut dan mencoba
    untuk menghadapinya.


    Melakukan hal ini akan membangun rasa
    percaya diri dan dapat menjadi jaminan
    bahwa segala sesuatu pasti ada
    solusinya.

5. Bersikap rendah hati.

    Mau mengakui kesalahan dalam hidup
    justru dapat meningkatkan harga diri
    kita.

So, kuasailah kecerdasan emosi teman-teman!

Karena mengendalikan emosi merupakan
salah satu faktor penting yang bisa
mengendalikan teman-teman menuju sukses dan
juga menikmati warna-warni kehidupan. :-)

Kesamaan Cara Kerja Otak "Si Gila" dan "Si Jenius"

Jangan dulu marah jika tiba-tiba Anda disebut gila. Antara gila dan jenius, ternyata tipis batasnya. Tidak percaya? Lihatlah temuan pusat kajian ilmiah yang berbasis di Stockholm, Swedia, Karolinska Institute.

Laporan tentang hasil studi yang 'menyamakan' si jenius dan si gila ini antara lain ditayangkan oleh laman jurnal ilmiah The Local.


http://1.bp.blogspot.com/_TnoaXenOUII/TPsHkR8eRlI/AAAAAAAAB5w/JpQHiOiqPyw/s320/%2540%2BChild.jpg

Dalam laporan ini dikemukakan bahwa dalam banyak hal, proses kerja otak orang jenius memiliki kesamaan dengan otak orang sakit jiwa atau penderita scizofrenia.

"Kami sudah mempelajari otak manusia dan salah satu tipe reseptor yang bernama dopamine. Di sini terlihat sistem dopamine orang yang sangat kreatif, sama dengan dopamine penderita scizofrenia," kata Dr Fredrick Ullen, peneliti yang memimpin studi tersebut.

Penelitian ini, kata dia, menjadi bukti bahwa tidak ada batas yang jelas antara manusia jenius dan orang gila. Satu-satunya hal yang secara jelas membedakan di antara keduanya, kata dia, hanyalah kreativitas.

Sedangkan persamaan menonjol di antara otak orang gila dan orang jenius adalah keduanya sama-sama memiliki kemampuan yang rendah dalam memfilter informasi yang diterimanya. Kondisi tersebut, kata Ullen, membuka peluang yang sangat besar bagi munculnya pemikiran-pemikiran kreatif.

Banyaknya informasi yang masuk tanpa melalui penyaringan, dinilainya, berpotensi menciptakan logika-logika baru yang sulit dimunculkan oleh otak manusia pada umumnya.

"Berpikir di luar kotak, bisa jadi terjadi karena kemampuan otak yang tidak utuh," imbuh Ullen seperti dikutip The Local. Jadi, jika Anda disebut gila, bisa jadi sebenarnya Anda manusia jenius lho...

Sumber :
republika.co.id

Tanda-Tanda Gempa Jepang Terlihat dari Perubahan Atmosfer

Memprediksi gempa merupakan salah satu masalah yang belum terpecahkan oleh ilmuwan. Namun gempa besar yang melanda Jepang dua bulan lalu memberi petunjuk bahwa kedatangan gempa didahului perubahan pada atmosfer.

Peneliti ilmu bumi dari Chapman University, California, Dimitar Ouzounov, merupakan orang yang menemukan perubahan komposisi atmosfer ini. Menggunakan data yang dikumpulkan satelit pengindra atmosfer, ia melihat peningkatan konsentrasi elektron beberapa hari sebelum kejadian gempa Jepang.


http://dailygrail.com/files/imagecache/BlogImage-Large/storyimages/infrared-earthquake.png

"Puncak keanehan atmosfer terjadi tiga hari sebelum gempa," ujar Ouzounov. Perubahan komposisi ini diinterpretasikan sebagai tanda kedatangan gempa.

Ide memprediksi gempa dengan melihat atmosfer telah lama berkembang pada ilmu kegempaan. Prinsip kerjanya cukup sederhana. Sebelum gempa terjadi, bagian patahan sumber gempa akan melepaskan gas tak berbau yang dikenal sebagai radon. Karena bersifat ringan, radon melayang hingga ke lapisan ionosfer.

Pada lapisan teratas ini, radon dan molekul udara saling bereaksi membentuk partikel bermuatan yang menarik molekul air sambil menghasilkan panas. Panas ini bisa dilihat dengan teropong inframerah. Keseluruhan proses sendiri disebut sebagai mekanisme Coupling.

Menurut Ouzounov, peneliti telah mengumpulkan 100 data fenomena Coupling pada kejadian gempa berkekuatan lebih besar dari 5,5 skala Richter berkedalaman kecil dari 50 kilometer di Asia dan Taiwan.

Hubungan antara perubahan atmosfer dengan gempa ini semakin diperkuat setelah temuan pada gempa Sendai. "Butuh kolaborasi global untuk memonitor atmosfer agar bisa mengantisipasi kedatangan gempa," ujar dia.

Meski bukti-bukti terus terkumpul, kesuksesan dalam meramal gempa belum diyakini sepenuhnya. Pada kenyataannya, hingga saat ini belum pernah ada orang yang berhasil memprediksi gempa melalui perubahan atmosfer.

Fenomena lainnya, seperti perubahan perilaku binatang dan perubahan aliran air tanah, juga belum pernah digunakan dalam meramal gempa.

Profesor geofisika emeritus dari University of Michigan, Henry Pollack, memberikan pandangan kritisnya. Menurut dia, temuan Chapman belum meyakinkan karena butuh lebih banyak gempa agar bisa sampai pada kesimpulan bahwa gempa didahului oleh perubahan lapisan udara.

Sumber :
tempointeraktif.com

Bakteri, Pemicu Hujan dan Badai yang Paling Kuat

Bakteri, makhluk hidup yang bertebaran di udara, ternyata menjadi elemen penting untuk terjadinya hujan, salju, bahkan badai es. Alexander Michaud dari Montana State University di Bozeman mengatakan, ia menemukan bakteri dalam jumlah besar pada pusat badai es.


http://msnbcmedia1.msn.com/j/MSNBC/Components/Photo/_new/110524-HailPhoto-hmed-0910a.grid-6x2.jpg

Para peneliti sebelumnya percaya bahwa senyawa kimia atau bahan mineral lainnya yang berada di awan menjadi penyebab terjadinya hujan, salju, atau badai es.

Namun, penelitian terbaru membuktikan bahwa bakteri, bahkan jamur, diatom, dan ganggang, juga bisa menjadi pemicu terjadinya hujan. Studi yang mempelajari fenomena ini disebut bioprecipitation.

"Mineral sebelumnya diyakini sebagai zat utama di atmosfer untuk memicu terjadinya hujan. Tapi nyatanya, mineral tidak seaktif bakteri," kata Brent Christner, ahli mikrobiologi yang tengah mendalami bioprecipitation di Louisiana State University.

Agar mineral membentuk ice nuclei, kristal es di sekitar awan, dibutuhkan partikel air yang lebih dingin dari biasanya di awan, kata Christner kepada LiveScience.

Ia menambahkan, bakteri dan makhluk hidup lainnya yang berada di sekitar awan juga bisa menjadi bahan pemicu terjadinya hujan, salju, atau badai es.

Michaud sempat mengambil batu es sebesar bola golf setelah terjadi badai es hebat yang menerjang Montana pada Juni tahun lalu.

http://msnbcmedia1.msn.com/j/MSNBC/Components/Photo/_new/110524-GolfHailPhoto-hmed-0920a.grid-3x2.jpg

Ia kemudian membelah es itu menjadi empat bagian. Secara mengejutkan, ia menemukan bahwa jumlah bakteri terbanyak terdapat pada inti batu es tersebut.

"Bakteri ditemukan dalam biang es sebelum es itu membesar menjadi badai," kata Michaud. "Ini membuktikan bahwa pemicu terbentuknya es adalah bakteri atau partikel biologi lainnya."

Dengan menentukan suhu ketika badai es terbentuk, tim peneliti menemukan bahwa bakteri menyebabkan terbentuknya es pada suhu yang lebih hangat ketimbang biasanya.

Sebelumnya, tim yang dipimpin oleh Christner menemukan bahwa bakteri patogen Pseudomonas syringae memegang peran penting dalam pembentukan salju di seluruh dunia, termasuk di Antartika. Patogen diketahui sangat bagus dalam membentuk es pada temperatur di bawah normal maupun titik beku air.

Bakteri dilengkapi zat khusus yang mampu mengikat molekul air. Selanjutnya, bakteri dengan mudah membentuk partikel es. Ketika di darat, bakteri menggunakan es ini untuk merusak pohon. Akibatnya, kulit pohon dan selnya terbuka dan bakteri dengan mudah masuk ke dalam pohon.

Sumber :
tempointeraktif.com